السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sabtu, 28 Juni 2014

Contoh Laporan Praktikum Suhu dan Kalor

SUHU DAN KALOR
  Judul kegiatan dan tanggal praktikum :
Judul kegiatan                : Percobaan Perpindahan Panas secara Konduksi,   Konveksi dan Radiasi
Tanggal praktikum         : 24 April 2014
Berdasarkan judul kegiatan, maka laporan praktikum dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1.      Perpindahan Panas secara Konduksi
A.      Latar Belakang
     Pernahkan Anda membuat secangkir kopi atau teh panas? Sadarkah Anda bahwa ketika kita membuatnya, seringkali kita merasakan perubahan pada sendok pengaduk yang digunakan untuk membuat minuman tersebut? Anda tentu akan merasakan semakin lama ujung sendok yang Anda pegang terasa panas. Pernahkah Anda memikirkan mengapa bagian ujung sendok yang Anda pegang menjadi panas padahal bagian itu tidak bersentuhan langsung dengan air panas. Apakah sesungguhnya yang terjadi?
     Fenomena panasnya bagian ujung sendok akibat dipanaskannya bagian ujung sendok yang lain merupakan proses perpindahan panas secara konduksi. Oleh karena itu, kami mengadakan eksperimen untuk memahami lebih jauh tentang perpindahan panas secara konduksi.

B.       Tujuan Kegiatan:
1.    Dapat menjelaskan proses penyebaran panas pada benda padat.
2.    Menemukan bahwa kecepatan penyebaran panas berbeda pada setiap bahan.
3.    Mengelompokkan bahan-bahan yang dapat menghantarkan panas dan yang tidak dapat menghantarkan panas.
C.       Landasan Teori
     Setiap benda dibangun oleh partikel-partikel yang ukurannya sangat kecil yang jumlahnya sangat banyak. Antara partikel-partikel tersebut saling mengikat satu sama lainnya. Ikatan antar partikel ada yang kuat dan ada yang lemah. Pada benda padat jarak antara partikel-partikel penyusun sangat berdekatan dan ikatannya relatif lebih kuat sehingga sulit untuk dipisahkan.
     Perpindahan panas secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut:
1.    Proses perpindahan panas pada benda padat dapat dipahami melalui teori partikel. Pemanasan pada salah satu ujung zat menyebabkan partikel-partikel pada ujung itu menjadi sangat aktif sehingga bergetar lebih cepat, akibatnya energi kinetiknya bertambah.
Gerakan partikel pada benda padat berupa vibrasi (getaran) partikel, getaran partikel ini dikenal juga dengan getaran termal. Semakin banyak kalor yang diberikan maka akan semakin cepat getaran partikel dan itu berarti semakin tinggi energi kinetik yang dimiliki partikel. Energi partikel merupakan energi yang dimiliki benda atau partikel karena gerakannya.
Partikel dengan energi yang lebih tinggi akan mendororng partikel tetangganya, partikel tetangga akan mendorong partikel tetangganya juga sehingga tetangganya akan bergetar semakin cepat. Demikian seterusnya sehingga gerakan ini akan menyebar secara merata pada seluruh bagian benda padat. Proses perpindahan kalor dengan cara ini berlangsung lambat karena diperlukan beda suhu yang tinggi diantara kedua ujung untuk memindahkan lebih banyak kalor.
2.    Dalam logam, kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Elektron bebas merupakan electron yang tidak terikat dengan atom sehingga bebas bergerak dari satu atom ke atom yang lain dalam seluruh bagian logam. Bila suatu bagian dipanaskan maka electron akan menerima tambahan energi sehingga energi bertambah besar. Karena sifatnya yang bebas, maka tambahan energi ini dengan cepat dapat diberikan kepada electron-elektronlain yang letaknya lebih jau melalui tumbukan. Dengan cara ini kalor dapat berpindah lebih cepat.
Perpindahan panas yang demikian dinamakan dengan perpindahan panas secara konduksi. Pada perpindahan panas dengan cara konduksi, dimana panas berpindah tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikel penyusun benda tersebut.
Pada benda padat yang berbeda, maka susunan partikel pembangunan benda padat juga berbeda. Perbedaan susunan ini akan menyebabkan kecepatan getaran partikel akibat diberikan kalor juga akan berbeda sehingga untuk bahan yang berbeda kecepatan perambatan panasnya juga akan berbeda. Konduksi panas pada benda padat ada yang cepat dan ada yang sangat lambat. Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut bahan konduktor. Sedangkan benda yang lambat atau tidak dapat menghantarkan panas dengan baik disebut dengan isolator.

D.      Alat dan Bahan
1.      Standar
2.      batang besi dan kaca ukuran 9 cm
3.      plastisin atau lilin
4.      pembakar spirtus
5.      stopwatch

E.       Prosedur Kerja
Percobaan 1. Percobaan untuk memperlihatkan penyebaran panas pada benda padat.
è Langkah Kerja:
1.    menyiapkan 3 buah bola-bola plastisin dengan ukuran yang sama (diameter 0,5 cm)
2.    menempelkan bola-bola plastisin yang sudah disiapkan pada batang besi masing-masing pada jarak 3 cm, 6 cm dan 9 cm.
3.    memasangkan batang besi pada standar.
4.    menghidupkan pembakar spiritus, dan pada saat yang sama menjalankan stopwatch.
5.    mengamati apa yang terjadi, dan mencatat waktu jatuhnya bola-bola plastisin, lalu mengisi datanya ke dalam tabel pengamatan dan membuat grafik hubungan antar jarak dengan waktu jatuhnya bola-bola plastisin selama pemanasan.

è Hasil Pengamatan:
Tabel pengamatan percobaan penyebaran panas pada benda padat:
Bola ke ...
Jarak (cm)
Waktu (detik)
1
3
1,34
2
6
1,41
3
9
2,02

Grafik hubungan antara jarak dengan suhu        
è Kesimpulan:
ü  Semakin dekat jarak benda terhadap sumber panas (api), maka semakin cepat pula benda tersebut menerima suhu panas, sehingga plastisin yang berada lebih dekat dengan api akan lebih cepat meleleh dibandingkan dengan plastisin yang berjarak lebih jauh dari api.
ü  Perambatan panas dimulai dari jarak yang terdekat ke jarak yang lebih jauh dari api.

Percobaan 2: Percobaan untuk memperlihatkan kecepatan penyebaran panas pada beberapa benda padat.
è Langkah Kerja:
1.    Melakukan langkah kegiatan yang sama dengan langkah pada percobaan 1, tetapi dengan menggunakan 2 batang padatan yang berbeda (batang besi dan kaca).
2.    memasang kedua batang tersebut yang sudah dipasangkan bola-bola plastisin sebelumnya, secara serentak pada standar.
3.    Menyalakan pembakar spiritus, dan mengamati apa yang terjadi pada bola-bola plastisin.
4.    Mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan.

è Hasil Pengamatan:
Tabel pengamatan percobaan untuk menentukan kecepatan konduksi panas.
Bola Plastisin ke ...
Waktu jatuh plastisin pada bahan ... (dalam dtik)
Besi
Kaca
1


2


3



è Kesimpulan:
ü  Bola plastisin yang lebih cepat meleleh kemudian terjatuh menandakan bahwa batang padatan sebagai media tempel bola plastisin tersebut memiliki daya hantar panas yang baik. Hal tersebut terjadi pada batang besi. Maka besi merupakan bahan konduktor.
Sedangkan kaca adalah bahan isolator. Karena tidak menghantarkan panas ke ujung batang kaca yang tidak terkena api, sehingga plastisin yang ditempelkan ke batang kaca tidak meleleh.



Latihan
1.      Apa kegunaan bola-bola plastisin pada percobaan di atas?
2.      Bagaimana hubungan antara jarak dengan penyebaran panas pada benda padat?
3.      Apa kesimpulan Anda dari percobaan dengan menggunakan berbagai batang padatan yang berbeda?
4.      Bagaimana penyebaran panas pada benda yang terbuat dari kaca?

Jawab:
1.        Sebagai alat untuk melihat apakah bagian yang ditempelkan plastisin tersebut terkena hantaran panas atau tidak. Karena sifat lilin yang mudah meleleh apabila terkena panas, maka apabila plastisin tersebut meleleh berarti penyebaran panas sudah sampai di batangan tersebut.
2.        Semakin dekat jarak benda terhadap sumber panas (api), maka semakin cepat pula benda tersebut menerima suhu panas karena perambatan panas dimulai dari jarak yang terdekat ke jarak yang lebih jauh dari api.
3.        Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 jenis bahan dilihat berdasarkan kemampuan menghantarkan panas, yaitu bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik (terjadi pada besi) dan bahan yang menghantarkan panas dengan buruk (terjadi pada kaca).
4.        Penyebaran panas pada benda yang terbuat dari kaca tergolong buruk. Karena bagian kaca yang terkena api saja yang terasa panas, sedangkan bagian yang tidak terkena api tidak terasa panas. Maka kaca merupakan bahan isolator.

11.  Perpindahan Panas Secara Konveksi
A.      Latar Belakang
     Dalam fluida (zat cair dan gas) panas dapat merambat dari satu bagian ke bagian yang lainnya. Proses perambatan panas dalam fluida berbeda dengan proses perambatan panas dalam benda padat. Fluida dibangun oleh partikel-partikel yang jarak partikel penyusun antara yang satu dengan yang lainnya agak berjauhan dan masing-masing partikel dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Cara perpindahan panas dalam fluida (zat cair dan gas) terjadi melalui proses konveksi. Untuk memahami lebih jauh tentang perpindahan  panas secara konveksi, maka kami melakukan serangkaian kegiatan eksperimen khususnya konveksi pada zat cair.

B.       Tujuan Kegiatan:
     Setelah melakukan kegiatan eksperimen, mahasiswa dapat menjelaskan proses penyebaran panas pada fluida (zat cair dan zat gas).

C.       Landasan Teori
     Konveksi panas dapat terjadi di dalam fluida. Fluida merupakan zat yang dapat mengalir atau sering disebut dengan zat alir. Zat yang termasuk kelompok fluida berada dalam wujud cair dan gas.
     Jika zat cair atau gas dipanaskan, maka bagian zat yang mendapat panas akan memuai terlebih dahulu sehingga kerapatannya akan berkurang.  Berkurangnya kerapatan zat akan menyebabkan berat jenisnya juga berkurang. Sebagai akibatnya bagian zat yang mendapat panas akan naik ke atas. Bagian fluida yang lebih dingin akan mengalir mengisi tempat yang ditinggalkan bagian zat yang naik dan mulailah berlangsung sirkulasi fluida dan seterusnya. Proses sirkulasi fluida ini akan membawa energi dalam bentuk energi panas. Dengan demikian penyebaran panas berlangsung melalui sirkulasi dari fluida tersebut. Proses penyebaran panas dari satu bagian fluida ke bagian lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri dinamakan konveksi. Berbeda dengan peristiwa konduksi panas, pada konveksi, partikel-partikel zat ikut berpindah dengan membawa energi panas.
     Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah, aliran panas berlangsung karena perbedaan kerapatan (masa jenis) akibat panas yang diterima fluida berbeda-beda antara satu bagian dengan bagian yang lainnya. Bagian fluida yang dipanasi akan memuai sehingga ukurannya bertambah besar dan mengakibatkan massa jenisnya bertambah kecil. Masa jenis merupakan besaran yang menyatakan perbandingan antara massa dengan volume. Bagian fluida yang massa jenisnya lebih kecil akan bergerak naik. Tempatnya digantikan oleh bagian fluida dingin yang bergerak turun sebagai akibat massa jenis yang lebih besar. Peristiwa ini mirip dengan peristiwa mengapung dan tenggelamnya suatu benda akibat perbedaan massa jenis. Gerakan naik dan turunnya fluida akibat perbedaan massa jenis akan menimbulkan suatu aliran arus yang berbentuk lintasan tertutup yang dinamakan arus konveksi. Konveksi alamiah banyak ditemui pada sistem suplai air panas, cerobong asap, peristiwa angin darat dan angin laut.
     Dalam konveksi paksa, bagian fluida yang sudah dipanaskan diarahkan langsung ke tujuannya dengan menggunakan sebuah pompa sehingga aliran fluida terjadi disebabkan oleh faktor eksternal dan tidak terjadi dengan sendirinya. Konveksi paksa ini banyak dimanfaatkan sistem pendingin mobil (radiator), AC dan lemari es.

D.      Alat dan Bahan
1.    Gelas erlenmeyer
2.    Pembakar spirtus
3.    Standar
4.    Potongan kertas kecil-kecil
5.    Spirtus
6.    Termometer

E.       Prosedur Kerja
è Langkah Kerja:
1.      Menyiapkan potongan kertas kecil-kecil.
2.      Mengisi gelas erlenmeyer setengah bagian dan memasukkan potongan-potongan kertas kecil ke dalam Erlenmeyer tersebut.
3.      Memasang gelas Erlenmeyer pada standar.
4.      Menghidupkan pembakar spiritus dan menempatkan di bawah Erlenmeyer.
5.      Mengamati apa yang terjadi pada potongan-potongan kertas kecil yang berada dalam gelas Erlenmeyer dan menggambarkan arah pergerakan potongan-potongan kertas pada lembar kerja.
6.      Menggeser pembakar spirtus kearah sisi sebelah kanan gelas Erlenmeyer dan mengamati pula perubahan apa yang terjadi pada gerakan potongan kertas, kemudian menggambar arah pergerakannya.
7.      Dengan cara yang sama, menggeser pembakar spirtus kearah sisi sebelah kiri gelas Erlenmeyer, kemudian menggambarkan arah pergerakannya.
8.      Mengamati perubahan apa saja yang terjadi pada setiap kegiatan yang dilakukan dan memberikan penjelasannya.

è Hasil Pengamatan:
1.    Apabila pembakar spirtus diletakkan di sisi tengah bawah gelas Erlenmeyer, terlihat pergerakan kertas-kertas kecil dari tengah bawah naik kemudian menyebar kembali ke bawah lagi. Demikian seterusnya.
2.    Apabila pembakar spirtus digeser ke arah sisi sebelah kanan gelas Erlenmeyer, terlihat kertas-kertas kecil bergerak dari sisi kanan bawah (di atas api), naik kemudian ke sisi sebelah kiri, turun kembali dan naik lagi melalui sisi sebelah kanan. Demikian seterusnya.
3.    Apabila pembakar spirtus digeser ke arah sisi sebelah kiri gelas Erlenmeyer, terlihat pergerakan kertas-kertas kecil dimulai dari sisi kiri bawah (atas api), menuju ke permukaan, kemudian ke sisi sebelah kanan, turun kembali dan naik lagi melalui sisi sebelah kiri. Demikian seterusnya.

è Kesimpulan:
Dari uji coba yang telah dilakukan tersebut dapat disimpulkan bahwa pergerakan kertas menandakan pergerakan arah perpindahan panas pada air. Pada zat cair, perpindahan panas terjadi secara konveksi yang mana penyebarannya dimulai dari air yang sudah panas terlebih dahulu langsung naik ke permukaan (atas) karena masa jenisnya menjadi ringan, kemudian ruangan yang telah ditinggalkan air panas tadi diisi oleh air yang bersuhu lebih rendah, karena masa jenisnya lebih berat dari pada yang sudah panas. Begitu seterusnya.

Latihan
1.    Apa fungsi potongan-potongan kertas kecil pada percobaan konveksi zat cair?
2.    Apa yang menyebabkan gerakan potongan-potongan kertas berputar pada saat air mulai panas?
Jawab:
1.    Untuk mempermudah melihat pergerakan air ketika air mulai panas. Sehingga dapat mengetahui cara penyebaran atau perpindahan panas pada zat cair.
2.    Karena akibat pengaruh pergerakan air itu sendiri ketika air mulai panas. Hal tersebut menandakan bahwa air yang berada di dasar gelas pasti terkena panas terlebih dahulu. Dan karena masa jenisnya menjadi ringan,  maka air tersebut naik ke permukaan, dan ruangannya terisi air yang lebih dingin karena masa jenisnya lebih ringan. Peristiwa tersebut terjadi berulang-ulang sehingga kertas-kertas kecil yang dimasukkan ke dalam air pun terlihat ikut berputar sesuai dengan gerakan air tersebut dalam menyebarkan panasnya.

111.Perpindahan Panas Secara Radiasi
A.      Latar Belakang
Matahari nerupakan sebuah bola besar yang berpijar dengan suhu yang sangat tinggi, mencapai 15 juta Kelvin sehingga merupakan sumber panas utama di bumi kita. Bila bumi kita tersinari matahari, maka akan terjadi kenaikan suhu atau temperatur di bumi kita sehingga bumi menjadi panas.
Bila kita berjalan pada siang hari di bawah terik matahari memakai kaos hitam maka kulit akan terasa tebakar., sedangkan bila kita megenakan kaos putih rasanya lebih nyaman. Untuk memahami fenomena tersebut kita akan melakukan serangkaian ekperimen

B.       Tujuan Kegiatan:
1.      Menjelaskan proses penyebaran panas secara radiasi
2.      Menjelaskan mengapa permukaan hitam merupakan penyerap panas yang lebih baik dari pada permukaan mengkilap.

C.       Alat dan Bahan
1.      Bola lampu pijar bekas
2.      Slang plastic
3.      Alkohol berwarna
4.      Mistar

D.      Prosedur Kerja
è Langkah Kerja:
a)      Menyiapkan dua buah lampu pijar bekas dan melubangi bagian ujungnya seukuran pipa plastic
b)      Mewarnai salah satu bola lampu dengan warna hitam dan yang lainnya dengan warna putih
c)      Mengisi slang/pipa plastic dengan alcohol berwarna
d)     Memasang peralatan sehingga seperti gambar di samping
e)      Mengamati, menandai, dan mencatat ketinggian alcohol di bawah masing-masing bola lampu ke dalam tabel pengamatan.
f)       Menempatkan peralatan di bawah sinar matahari
g)      Membiarkan sekitar 10 menit
h)      Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada ketinggian alcohol di bawah masing-masing bola lampu ke dalam tabel pengamatan
i)        Membuat kesimpulan dari data percobaan
è Hasil Pengamatan:
Tabel Percobaan
No.
Slang plastic yang berada di bawah
Ketinggian alcohol
Sebelum dipanaskan
Sesudah dipanaskan
1
Bola berwarna hitam
9 cm
8,3 cm
2
Bola berwarna putih
9 cm
9,7 cm

è Kesimpulan:
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa, setelah termoskop di letakkan di tempat yang panas alcohol mengalami perubahan, yaitu batas permukaan alcohol di bawah bohlam hitam yang semula 9 cm turun menjadi 8,3 cm, membuat batas alcohol di bawah bohlam putih yang semulanya 9 cm naik menjadi 9,7 cm.
Hal ini dapat membuktikan bahwa bohlam berwarna hitam dapat menyerap panas dari lingkungan (sinar matahari) kemudian memancarkan kembali panas tersebut ke dalam slang plastic, yang membuat udara dalam slang menjadi panas dan mengembang/memuai, sehingga mengakibatkan alcohol terdorong oleh udara, membuat batas permukaan alcohol di bawah bohlam hitam turun dan batas alcohol di bawah bohlam putih naik.

Latihan
1.         Pada kegiatan praktikum yang dilakukan, mengapa cairan yang digunakan dipilih alcohol?
2.         Apa yang ditunjukkan oleh perbedaan ketinggian alcohol pada saat percobaan?
3.         Mengapa pada acara pesta malam hari orang sering memakai kostum berwarna hitam. Dan mengapa cat dinding rumah lebih cenderung lebih menggunakan warna-warna cerah dan terang.

Jawab:
1.      Menggunakan alkohol karena alkohol titik didihnya lebih kecil dari  air
2.      Sesuai dari hasil percobaan/pengamatan bahwa lampu putih adalah memancarkan panas, sedangkan lampu yang berwarna hitam bersifat menyerap panas. Pada saat kedua bola lampu ini dipanaskan, posisi cairan alkohol pada lampu berwarna hitam turun karena alkoholnya tertekan sehingga terjadi terjadi kenaikan posisi alkohol pada lampu yang berwarna putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar